Thukul

Pergantian tahun kemarin, iseng-iseng saya mencoba bereksperimen dengan batang-batang anggrek yang daunnya sudah rontok. Saya ambil dan taruh di dalam wadah plastik bekas tempat jajanan yang dibawahnya saya beri alas sepet klapa yang dibasahi.

Tunas anggrek

Setelah beberapa bulan disembunyikan di antara pot-pot tanaman, ada satu tunas baru yang tumbuh. Thukul kalo orang Jawa bilang. Tinggal nunggu akarnya banyak, lalu bisa dipindah ke pot baru. 😁

Sing penting ora lara

Kemarin waktu ke Semarang gak sengaja lihat tulisan yang bagus juga untuk jadi bahan postingan. Apalagi blog gak penting ini sudah berbulan-bulan gak nambah postingan. 😁

Mangano sitik sing penting ora loro :)

Disitu tertulis “becik ketitik ala ketoro. mangano sitik sing penting ora loro.” Dua kalimat yang sebenarnya gak nyambung tapi ternyata bisa disambung-sambungkan. Lumayan bagus juga idenya. :)

Lupakan aturan penulisan yang baku, karena memang sulit menulis kalimat dalam bahasa Jawa dengan aksara latin, yang penting maksudnya sampai, yang baca paham maksudnya. Itu sudah lebih dari cukup kan?

Yang penting happy :)

Menara pengawas

Kemarin waktu sepedaan melewati depan penjara lembaga pemasyarakatan saya berhenti sejenak karena ada yang getar-getar di saku celana. Dan sekilas melihat ada yang menarik di menara pengawas di depan itu.

Menara pengawas
Menara pengawas

Entah sejak kapan menara pengawas itu ada kordennya. Memang kalau dipikir-pikir pasti panas banget didalam menara pengawas itu. Posisi di atas, tanpa ada yang menghalangi, mana keempat sisinya kaca semua. Belum lagi kalau ingat kota Purwodadi yang memang sudah terkenal hot.

Kira-kira kalau pas tengah hari plus pas musim kemarau panasnya ruangan didalam menara pengawas itu kayak apa ya?

Aksara Jawa yang disingkat

Kembali ngomongin soal aksara jawa, setelah kemarin bingung kenapa tulisan R. Suprapto ditulis dengan rasuprapto tanpa penanda singkatan, tadi sore saya nemu tulisan aksara jawa yang memuat tulisan yang disingkat.

SMAN 1 Purwodadi
SMAN 1 PURWODADI

Contoh kasus kali ini juga masih di jalan yang sama, yaitu di SMAN 1 Purwodadi. Pada tulisan dengan aksara jawa terlihat huruf sa ma a na diberi pemisah pada lingsa sebagai ganti tanda titik pada aksara latin (walaupun setahu saya pada lingsa ini digunakan sebagai pengganti tanda koma bukannya tanda titik, yang biasanya digunakan untuk penanda titik adalah pada lungsi, setidaknya begitulah yang saya tahu), kemudian untuk angka 1 diapit oleh tanda pada pangkat. Entah kenapa juga aksara sa dan na menggunakan aksara murda, tidak menggunakan aksara nglegena seperti yang lain, ini juga suatu misteri baru. Yang pasti sempat membikin bingung itu huruf apaan ya? 😁

Untuk penulisan singkatan saya cenderung lebih condong ke tulisan ini daripada penulisan seperti pada postingan sebelumnya. Lebih kelihatan kalo disitu tertulis singkatan. Tidak terbaca sebagai samaana 1 purwodadi. 😁

Jadi….. sebenarnya bagaimanakah aturan baku untuk penulisan aksara jawa untuk singkatan seperti pada kasus ini dan pada postingan sebelumnya? Entahlah… Saya tidak tahu (dan lagi malas buat nyari tahu). 😋