Pagi tadi ada tamu istimewa yang datang nangkring di pager rumah. Dari kecil saya mengenalnya dengan nama Dhèyè (huruf e diucapkan seperti pada tempe), tetapi sebagian besar orang jawa menyebutnya dengan nama Walang Kadung atau Walang Kèkèk, sedang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama Belalang Sembah atau Belalang Sentadu. Diluar itu ada teman yang menyebutnya dengan nama Cangcorang. Banyak juga ya namanya, kayak teroris saja banyak aliasnya. :)

Waktu kecil kalo ada Dheye, seringnya dipakai untuk main-main meramal kelakuan atau posisi tidur teman. Jadinya seru ketika si Dheye ini berlaku ajaib, sehingga kesempatan buat meledek teman yang namanya disebut untuk diramal itu. Persis sama dengan kelakuan anak-anak pada salah satu episode di serial upin-ipin (ternyata budaya kita banyak miripnya dengan negeri ipin-upin ya), hanya saja saya lupa kalimat rapalan mantranya seperti apa. Maklum, sudah bukan anak-anak lagi. Halah padune lalinan ae koq alesan.
Ngomong-ngomong sebagai apa anda mengenal Dheye ini? Dan ada cerita apa tentang belalang jenis ini?
Pemerhati walang to mas? Kok ada postingan serial tentang walang… :D
Walang adalah satu diantara banyak serangga yang membuat anak saya yang paling kecil (cewek 5 tahun) berteriak-teriak manggil bapaknya, jika binatang itu masuk ke rumah, untungnya jarang, sing paling sering coro… :D
Karena seringnya walang main ke halaman rumah jadinya saya suka memperhatikannya. Maklum kalo gak diperhatikan daun-daun tanaman di halaman depan rumah bisa habis. 🙁